Foto saya
Matlamat kehidupan adalah suatu usaha yang jitu berpandukn Al-Quran dan As Sunnah bagi mengembalikan martabat agama yang bertunjangkan keimanan kepada Allah..dan untuk beragama, rukun agama memainkan peranan sebagai panduan menuju ke jalan yang diredhai Allah terutamanya melalui sunnah-sunnah yang dianjurkan junjungan besar kita, Nabi Muhammad S.A.W.

Klik iklan di sini

Jumaat, April 23, 2010

Demi Sesuap Nasi

terbaca dari matanya
luka sejarahmu pedih
muram langit bulan kini
desah angin punya cerita
tadi pagi korang bilang apa?

demi angka statistiknya politik
kemiskinan itu dijaga bunga hutang
tanggungjawab pemerintah diletak dimana?
jika di negerimu korupsi itu raja 'diraja'

maka berdoalah
semoga tak terjadi revolusi
banjir darah jangan terulang lagi

persatuan dikuatkan
belajar dari kesalahan
dan mahu berkorban
demi perubahan
dan keadilan
buat semuanya

kerana ini persoalan kita kita
menjaga persatuan bangsa

kerana musuh selalu rusuh
cemburu lagu padamu negeri
ribut diatur oleh pasar modal?

rindulah pada yang Satu!
tunjukkan keberanian
semangat kemerdekaan

merdeka atau mati
bukan hanya sekadar semboyan

realiti sekarang jurang kemiskinan
di atas tumpukan emas dan berlian
jutaan mulut menganga lapar, ngeces
liurnya adalah air suci pengorbanan
dipersembahkan buat tuan dan nyonya
sang pemodal bisnes kelas penindas!

Rabu, April 14, 2010

Diskriminasi!

puisi dibakar dendam sejarah
kontradiksi pun makin parah
sebaris sajak yang berlawanan
menerbit semua keraguan

puisi lahir akibat diskriminasi
simpan segala busuk teori
ribut itu adalah tandanya
manipulasi dosa disengaja

puisi menggugat memorimu
muram langit otak kelabu
buasnya senyum intrik politik
seperti terangnya sebuah konflik

puisi ditulis buat siapa?
jika badai itu menggila
lalu kita mahu apa?
pasrah dan berdoa?

puisi resah tak bisa diam
berbisik di tengah malam
tembus ruang waktu
menjelma jadi batu!

Isnin, April 05, 2010

Trauma Politik!

warisan kekuasaan lama
 
terbagi dua dalam satu wajah
 
posisi jadi alat kosmetik
 
demokrasi diatur dari atas

di bawah keresahan merata
 
tanda langit siapa subversi?
 
tiada lagi dongeng reformasi
 
semua kembali ke masa lalu

 
lupa sejarah masih bernanah
 
berdandan maling berdasi
 
sihirnya wang jadi biang
 
persoalan trauma bangsa pelupa

Ahad, April 04, 2010

Hancur dan hancur

Presiden enggan menyapa rakyat miskin
Komunikasi hancur
Ada pegawai menerima suap
Keadilan hancur
Para pemimpin parti omong kosong
Kebenaran hancur
Perempuan pekerja kilang pulang malam demi hidup
Malah ditangkap dianggap pelacur
Martabat hancur
Gedung-gedung dibakar-bakar
Kedamaian hancur
Saling mencaci-maki dan teriak-teriak ngamuk
Kehidupan sosial hancur
Seorang Ibu dan bayinya mati kelaparan
Ekonomi hancur
Biaya sekolah sampai Universiti mahal
Kecerdasan hancur
Saatnya mulai
Kritik!
Bangkit!

Jumaat, April 02, 2010

Komunikasi Hancur!

Salam,adakah seseorang didalam istana presiden?
Kalau saja dapat mendengar dan melihat
Aku datang untuk melihat kekayaanmu
Bersama perasaan hatiku yang perih
Aku lapar! Aku miskin!dan tak ada yang peduli
Komunikasi hancur!

Salam,adakah seseorang digedung wakil rakyat?
Jangan hanya banyak bicara tanpa aksi yang nyata
Lihat adik kecilku kelaparan, perut kembung
Tulang terbungkus kulit kering,tak mampu beli susu
Tak ada wang untuk beli ubat,dan tak ada yang peduli
Komunikasi hancur!

Bonda,ayuh kita pulang saja!
Sebelum penjaga berseragam itu, menendang kita
Lelah kaki kurusku berdiri seharian didepan gedung megah ini
Percuma saja kita berteriak dan memohon-mohon
Mereka hanya mendengarkan bintang gemerlap dilangit
Kita hanya limbah-limbah yang meratap

Aku sudah tak kuat lagi kehausan dan sakit perutku
Mari aku gendong adik tercintaku!
Kita duduk dibawah pohon besar itu, aku sudah merasa lemah
Bonda,belailah kepalaku dengan cintamu dalam pangkuanmu
Kini aku damai menutup mata dalam kasihmu dan lindunganmu
Kata terakhirku “Komunikasi hancur bagi kita yang miskin”

Kau Bagaikan Mawar


Wahai Muslimah,
Kau bagaikan mawar,
Menarik perhatian,
Memikat hati,
Harum.

Hati-hati,
Kau takkan sunyi daripada makhluk-makhluk perosak,
Seringkali datang menjengah,
Cuba untuk memetik,
Menghidu,
Merobek.

Tapi ingatlah hai mawar,
Allah Maha Mengetahui,
Maha Adil,
Kau dikurniakan dengan duri-duri,
Untuk kau pertahankan diri,
Senantiasa tertegak megah,
Tak goyah dek angin,
hujan dan panas.


Khamis, April 01, 2010

Ketika Suara Berhenti

Ketika suara berhenti
Matikan lampu, nyalakan lilin
Lamunan menggapai-gapai
Terlentang dibelenggu rantai

Setiap generasi baru meronta-ronta
Namun tak mampu bereskpresi
Melompat dari jendela tanpa suara
Membuka pintu juga tanpa suara

Ketika suara berhenti
Matikan lampu, nyalakan lilin
Bungkam terkatup kekuasaan
Pendengaran disumbat politik

Bagaimana dengan revolusi
Darah muda meluap-luap
Berkaca pada masa depan tak ingin berhenti
Tangan meraih cahaya tapi dihantam tembok

Ketika suara berhenti
Matikan lampu, nyalakan lilin
Kita semakin lelah kebingungan
Sampai terhempas ketanah gersang

Apa yang mereka lakukan 
Pada bangsa kita dan saudara kita
Ingin mendengar jawaban langsung
Semuanya bungkam tak ada suara

Ketika suara berhenti
Matikan lampu, nyalakan lilin
Tangisan bayi tak akan terdengar lagi
Nyanyian riang anak kecil tak terdengar lagi

Kota-kota besar terhening
Desa-desa terisolasi
Derap lunglai langkah kaki tak terdengar lagi
Keluhan terjerat dalam ruang besi

Ketika suara berhenti
Matikan lampu, nyalakan lilin
Meraung menahan luka sampai memerah
Tak ada yang peduli dan menenangkan

Wajah menua dimakan gelisah
Ingin bernyanyi bibir bergetar
Nafas kita tersenggal-senggal
Diinjak kaki-kaki perkasa

Ketika suara berhenti
Matikan lampu, nyalakan lilin
Dan tubuh dililit pagar diktaktor
Suara-suara jujur dipetikan

Apa yang mereka lakukan
Pada keadilan kita dan kedamaian kita
Pada kesejahteraan kita
Terdiam… sampai akhir…

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails
How would you like to get $10 free? Nothing to buy! Visit GeoString.com